~ SuperTechno ~

Mengupas Ilmiah Technolgy dan Syariat

Ilmu Hadits [Bag 1]

Posted by akhiridwan pada Juni 21, 2007

MediaMuslim.Info – Begitu pentingnya kita mempelajari agama, karena barang siapa yang jahil terhadap agama maka dia bisa termasuk kepada sabda nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ketika seseorang ditanya di dalam kubur dan orang yang ragu-ragu dan munafik maka mereka berkata hah, hah, la Adri (aku tak tahu), aku mendengar orang mengatakan hal tersebut lalu aku mengatakannya, maka dipukulkan kepadanya dengan besi pukulan yang keras, yang segala sesuatu mendengar jeritannya kecuali manusia, dan apabila manusia mendengar niscaaya dia akan pingsan..
Maksud orang yang ragu-ragu diatas telah jelas yaitu orang yang hanya mengikuti apa kata orang-orang saja. Dan juga termasuk pentingnya kita belajar agar tidak menyerupai kaum nashara, yang mereka beramal sesuatu tanpa mengetahui ilmu. Salah satu nama dari Ahlus-Sunnah ialah ahlul hadits karena mereka selalu mengamalkan hadits-hadits shahih yang berasal dari Rasulullah Shallallahu ‘aliahi wa Sallam. Karena itulah pada kesempatan ini kami ketengahkan kembali salah satu alat dalam memahami hadits. Yaitu ilmu mushthalah hadits. Yang dimulai dari penjelasan apa itu hadits sampai nama-nama hadits serta pengertiannya. Diterjemahkan dari buku Sahal Musahal fii Mushthalah hadits ‘Alaa Baiquniyah.

T: Apa yang dimaksud dengan hadits ?
J: Hadits adalah matan yang disandarkan kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam atau kepada kepada shahabat atau kepada para tabi’in baik berupa perkataan ataupun perbuatan ataupun persetujuan dengan syarat ditegakkannya berdasarkan isnad (sanad).
K: Jadi, perkataan atau perbuatan atau persetujuan dari Rasulullah Shalllallahu ‘Alaihi wa Sallam dinamakan Hadits. Sedangkan perkataan atau perbuatan atau persetujuan shahabat atau tabi”in dinamakan khabar. Barulah dia dinamakan hadits kalau dia mempunyai sanad.

T: Siapakah Shahabat ?
J: Shahabat mereka adalah orang yang bertemu rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dengan beriman kepadanya walaupun bertemu dengan beliau hanya sekali sepanjang hidupnya dan kemudian wafat dalam keadaan beriman pula.
K: Jadi, jika orang-orang yang sezaman dan bertemu dengan beliau tapi tidak beriman dengan beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam maka tidak dinamakan Shahabat. Juga orang yang sezaman dengan beliau dan beriman kepada beliau tetapi tidak pernah bertemu dengan beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tidaklah dinamakan shahabat. Yang istimewa dari shahabat ialah bahwa mereka semua didalam periwayatan digelari adil. Yang semua riwayat dari shahabat itu diambil (shahih) alaupun shahabat tersebut memursalkannya langsung kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Misalnya Abu hurairah meriwayatkan hadits tentang keadaan di makkah padahal beliau tidak pernah setelah islam itu pergi ke mekkah dan berarti dia meriwayatkan dari shahabat lainnya, tapi kemudian tidak mengatakan dari shahabat siapa, tapi langsung menyandarkannya kepada Rasulullah shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Maka haditsnya biarpun mursal, akan tetapi karena yang memursalkannya adalah shahabat maka tetap dianggap shahih karena para shahabat itu adalah orang-orang yang adil.

T: Siapakah yang dinamakan Tabi’in ?
J: Mereka adalah orang-orang yang bertemu dengan para Shahabat dalam keadaan beriman walaupun mereka hanya bertemu sekali dalam hidupnya dan wafat juga dalam keadaan beriman.
K: Diantara para tabi’in ini ada yang dinamakan Kabir tabi’in yaitu mereka yang banyak bertemu dengan shahabat dan menimba ilmu dari mereka. Juga ada yang dinamakan shaghir tabi’in yaitu mereka yang tidak banyak bertemu dengan para shahabat.

T: Apa yang dimaksud dengan Sanad ?
J: Sanad adalah jalan-jalan yang sampai kepada hadits, atau kumpulan rijal-rijal hadits yang meriwayatkannya atau silsilah atau pemaparan perawi dari imam ahli hadits sampai yang mengeluarkan matan (Rasulullah Shalllallahu ‘Alaihi wa Sallam) atau Jalan matan hadits.
K:jadi dengan adanya sanad inilah para imam ahli hadits dapat membedakan mana hadits yang shahih dan mana hadits yang dhoif dengan cara melihat perawi-perawi hadits tersebut. jika tidak ada yang namanya sanad ini niscaya islam sekarang akan sama seperti yang zaman sebelumnya karena pada zaman sebelumnya tidak ada yang namanya sanad. Sehingga perkataan nabi-nabi mereka dan orang-orang shalih diantara mereka tidak dapat dibedakan. Sedangkan islam yang sekarang telah berumur 1400 tahun lebih masih dapat dibedakan mana perkataan Rasulullah shallallahu ”alaihi wa Sallam dan mana perkataan shahabat.

(Dikutip dari Sahal Musahal fii Mushthalah hadits ‘Alaa Baiquniyah)

Tinggalkan komentar