~ SuperTechno ~

Mengupas Ilmiah Technolgy dan Syariat

Ilmu Hadits [Bag 2]: Mengenal Ilmu Hadits I

Posted by akhiridwan pada Juni 21, 2007

MediaMuslim.Info – Artikel “Mengenal Ilmu Hadits I sampai IV” ini secara detail berupaya mengenalkan istilah-istilah yang terdapat dalam Ilmu Musthola’ah Hadits. Khusus pada halaman ini dibahas mengenai Defenisi, Unsur-Unsur yang ada dalam menerima Hadits, Sistem Penyusunan Hadits, dan Sanad.  Mudah-mudahan bermanfaat bagi kaum muslimin yang ingin ittiba (mengikuti) sunnah Rasul dan tidak mengingkari semua sunnah atau hadist karena alasan ada beberapa hadist yang palsu (tanpa mengetahui mana yang palsu dan benar secara sesungguhnya).
Sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla telah menetapkan sunnah Nabi secara adil, (untuk) memusnahkan penyimpangan orang-orang sesat dari sunnah, dan mematahkan takwilan para pendusta dari sunnah dan menyingkap kepalsuan para pemalsu Sunnah. Sejak bertahun-tahun sunnah telah tercampur dengan hadits-hadits dhaif, dusta, diada-adakan atau lainnya. Hal ini telah diterangkan oleh para imam dan ulama terdahulu yang sholeh dan terpercaya dengan penjelasan dan keterangan yang sempurna.

Definisi MUSTHOLA’AH HADITS

HADITS ialah sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW baik berupa perkataan, perbuatan pernyataan (taqrir) dan sebagainya.

ATSAR ialah sesuatu yang disandarkan kepada para sahabat Nabi Muhammad SAW.

TAQRIR ialah Keadaan Nabi Muhammad SAW mendiamkan, tidak mengadakan sanggahan atau menyetujui apa yang telah dilakukan atau diperkatakan oleh para sahabat di hadapan beliau.

SAHABAT ialah orang yang bertemu Rosulullah SAW dengan pertemuan yang wajar sewaktu Beliau masih hidup, dalam keadaan islam lagi iman.

TABI’IY ialah orang yang menjumpai sahabat dalam keadaan iman dan islam, dan mati dalam keadaan islam baik perjumpaan itu lama atau sebentar.

MATAN ialah Lafadz hadits yang diucapkan oleh Nabi Muhammad SAW, disebut juga isi hadits.

Unsur-Unsur Yang Harus Ada Dalam Menerima Hadits

Rawi
adalah orang yang menyampaikan atau menuliskan alam suatu kitab apa apa yang pernah didengar dan diterimanya dari seseorang (gurunya). Perbuatannya menyampaikan hadits tersebut dinamakan me-rawi atau meriwayatkan hadits dan orangnya disebut Perawi.

Sistem Penyusun Hadits Dalam Menyebutkan Nama Rawi

Ialah sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW baik berupa perkataan, perbuatan pernyataan (taqrir) dan sebagainya. ialah sesuatu yang disandarkan kepada para sahabat Nabi Muhammad SAW. ialah Keadaan Nabi Muhammad SAW mendiamkan, tidak mengadakan sanggahan atau menyetujui apa yang telah dilakukan atau diperkatakan oleh para sahabat di hadapan beliau.ialah orang yang bertemu Rosulullah SAW dengan pertemuan yang wajar sewaktu Beliau masih hidup, dalam keadaan islam lagi iman.ialah orang yang menjumpai sahabat dalam keadaan iman dan islam, dan mati dalam keadaan islam baik perjumpaan itu lama atau sebentar. ialah Lafadz hadits yang diucapkan oleh Nabi Muhammad SAW, disebut juga isi hadits. adalah orang yang menyampaikan atau menuliskan alam suatu kitab apa apa yang pernah didengar dan diterimanya dari seseorang (gurunya). Perbuatannya menyampaikan hadits tersebut dinamakan me-rawi atau meriwayatkan hadits dan orangnya disebut Perawi.

  1. As Sab’ah berarti diriwayatkan oleh tujuh perawi
    yaitu :
    A. Ahmad – Bukhari
    B. Turmudzi – Nasa’I
    C. Muslim – Abu Dawud
    D. Ibnu Majah

  2. As Sittah berarti diriwayatkan oleh enam perawi yaitu : Semua nama yang tersebut diatas (As Sab’ah) selain Ahmad

  3. Al Khomsah berarti diriwayatkan oleh lima perawi yaitu : Semua nama yang tersebut diatas (As Sab’ah) selain Bukhari dan Muslim

  4. Al Arba’ah berarti diriwayatkan oleh empat perawi yaitu : Semua nama yang tersebut diatas (As Sab’a) selain Ahmad, Bukhari dan Muslim.

  5. Ats Tsalasah berarti diriwayatkan oleh tiga perawi yaitu : Semua nama yang tersebut diatas (As Sab’ah) selain Ahmad, Bukhari, Muslim dan Ibnu Majah.

  6. Asy Syaikhon berarti diriwayatkan oleh dua orang perawi yaitu : Bukhari dan Muslim

  7. Al Jama’ah berarti diriwayatkan oleh para perawi yang banyak sekali jumlahnya.

Matnu’l Hadits adalah pembicaraan (kalam) atau materi berita yang diover oleh sanad yang terakhir. Baik pembicaraan itu sabda Rosulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam , sahabat ataupun Tabi’in. Baik isi pem-bicaraan itu tentang perbuatan Nabi, maupun perbuatan sahabat yang tidak disanggah oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam .

Sanad atau Thariq adalah jalan yang dapat menghubungkan Matnu’l hadits kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam .

Gambaran Sanad

Sabda Rosulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam  didengar oleh sahabat (seorang atau lebih), mereka ini (seorang atau lebih) menyampaikan kepada Tabi’in (seorang atau lebih), Tabi’in menyampaikan pula kepada orang-orang dibawah generasi mereka. Demikian seterusnya hingga dicatat oleh imam-imam ahli hadits seperti Muslim, Bukhari, Abu Dawud dll.

Contoh:
Waktu meriwayatkan hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam , Bukhari berkata Hadits ini diucapkan kepada saya oleh A, dan A berkata diucapkan kepada saya oleh B, dan B berkata diucapkan kepada saya oleh C, dan C berkata diucapkan kepada saya oleh D, dan D berkata diucapkan kepada saya oleh Nabi Muhammad.

Awal Sanad dan akhir Sanad

Menurut istilah ahli hadits Sanad itu ada permulaannya (awal) dan ada kesudahannya (akhir). Seperti contoh diatas yang disebut awal sanad adalah A dan akhir sanad adalah D.

(Sumber Rujukan: Kitab Hadits Dhaif dan Maudhlu – Muhammad Nashruddin Al-Albany;  Kitab Hadits Maudhlu –  Ibnu Qoyyim Al-Jauziyah; Kitab Mengenal Hadits Maudhlu – Muhammad bin Ali Asy-Syaukaaniy; Kitab Kalimat-kalimat Thoyiib – Ibnu Taimiyah (tahqiq oleh Muhammad Nashruddin Al-Albany);  Kitab Mushtholahul Hadits –  A. Hassan)

Tinggalkan komentar